dian islami

"Perbedaan" - Hendra Abeth

DISAAT CINTA BERKATA LAIN



Disaat Cinta Berkata Lain
Cuma liat dia senyum aja aku udah bahagia. Namaku Rham aku siswa kelas 10. Seperti biasa, pagi ini aku berangkat sekolah. Tidak seperti anak-anak yang lain yang malas untuk bangun pagi, apalagi untuk sekolah. Aku berangkat dengan satu semangatku, semangat untuk melihat dia tersenyum di depanku, bahkan karena aku. Aku mencintai seorang gadis, dia bernama YV. aku mencintainya karena ada alasan tersendiri dalam hidupku “KARENA AKU MAU, DAN TUHAN MENGIJINKANNYA”. Sebetulnya aku tidak tahu bagaimana perasaannya kepadaku, aku harap sih dia juga mencintaiku. Pagi ini giliranku untuk duduk satu bangku dengannya, membayangkannya saja aku sudah gemetaran.
“Eh Rahm aku pinjem PR matematikamu dong.”
“Oh iya iya bentar, ini, kamu belum ngerjain?”
“Belum.”
“Kenapa?”
“Males ah, nggak ada yang ngajarin, lagian aku nggak bisa. Kamu mau ngjarain?”
“Eee… mmm… boleh” Yang bener aja dia minta aku ngajarin dia.
Di sini, di kelas ini maksudku, aku mempunyai 9 teman, teman akrab maksudnya alias sahabat kalo teman biasa sih banyak, maklum lah anak paling rame. Sebetulnya gadis yang aku cintai tidak suka dengan sahabat sahabatku, tapi apa boleh buat masa aku harus menjauh dari sahabatku demi seorang gadis.
“Ye, kliatannya kamu nggak suka sama sahabat sahabatku.”
“Nggak juga, kliatannya aku biasa aja sama mereka.”
“Masa?”
“Ya udah kalo nggak percaya.”
Aku mencintai Ye sama seperti aku mencintai ibuku. Sebetulnya sahabat sahabatku tidak suka jika aku bersama Ye. Mereka beranggapan jika Ye hanya memperalatku, tapi aku tidak pecaya, aku tetap mencintai Ye.
“Rham, maaf jika aku lancang, tapi aku menganggap Ye hanya memperalatmu saja.”
“Tidak mungkin, dia anak yang baik.”
“Apa sih yang kamu sukai dari Ye.”
“Aku menyukai Ye karena hatiku mengatakan Ye yang terbaik untukku.”
“Jangan dibutakan oleh cinta.”
“Aku tidak dibutakan oleh cinta.”
“Tidak bisakah gadis lain yang menggantikan Ye?”
“TIDAK, BAHKAN SERIBU MALAIKAT PUN TIDAK AKAN BISA MENGGANTIKAN ORANG YANG AKU CINTAI.”
“Aku harap kau tidak akan menyesal.”
“Memang aku tidak akan menyesal.”
 Kami berdua (Ye) sangat akrab, kami sering bercanda, tertawa, dan pergi bersama. Beberapa minggu kemudian aku baru tahu kalo Ye ternyata sudah mempunyai kekasih, dia sering menceritakan kekasihnyan kepadaku. Ye sering mencertiakan dan menunjukkan fotonya bersama pacarnya kepadaku, dan “I ACT LIKE I DON’T CARE, BUT TO BE HONEST DEEP INSIDE, IT HURTS TO SEE THEM TOGETHER”.
Lama kelamaan Ye menjauh dariku, dia seperti tidak suka bahkan membenciku, dia kelihatan seperti berusaha menjauh dari aku. Menginjak bangku kelas 11, aku tak sekelas dengannya tapi tetap bertahan dengan sahabat sahabatku. Sekarang Ye berubah, tidak seperti dulu, mungkin karena dia memiliki teman, tidak seperti kelas 10 yang hanya aku yang peduli padanya. Dia mulai membuangku  APA DIA LUPA BAGAIMANA DENGAN KEBERSAMAAN KITA DULU, DIA LUPA BAGAIMANA AKU MEMBANTUNYA DULU, MUNGKINKAH DIA LUPA AKU YANG SERING MEMBELANYA DI SAAT SAHABAT SAHABATKU MULAI MENCACINYA, LUPAKAH DIA BAGAIMANA AKU YANG RELA, SABAR SELALU DISISINYA DI SAAT TIDAK ADA ORANG LAIN YANG PEDULI PADANYA. TAPI AKU MENCINTAINYA, SESAKIT APAPUN, SEBURUK APAPUN PERLAKUANNYA PADAKU, AKU IKHLAS MENERIMANYA, ASALKAN DIA MAU MENJADI KEKASIHKU. Aku dibutakan karena cinta, ya, memang aku dibutakan karena cinta.
Lelah aku menunggunya, hingga aku mulai putus asa. Di saat rasa ketakutan itu datang menerpaku, datanglah seorang gadis yang aku belum begitu mengenalnya. Dia sangat baik padaku, perhatian, pengertian, sabar. Dia berbeda dengan Ye, tapi sayang aku tidak mencintainya. Seiring berjalannya waktu tanpa sengaja aku sering bersamanya, melewati hari hari yang menjenuhkan di sekolah, sama seperti Ye, kami sering bercanda, tertawa, saling mendengarkan dan menasehati, bedanya aku tidak mencintainya.
Waktu terus berjalan, kebiasaanku bersamanya mulai menumbuhkan benih yang disebut cinta, aku mulai mencintainya. Kini aku duduk di bangku kelas 12, aku satu kelas kembali dengan gadis itu, gadis yang penuh perhatian yang namanya masih aku rahasiakan. Aku menyatakan cinta kepadanya, dan yang terjadi dia menerimanya. Satu minggu setelah aku menyatakan cintaku kepadanya, Ye mengatakan padaku bahwa dia mencintaiku. Tapi disini aku sudah mempunyai kekasih, yang aku tidak mungkin menghianatinya. Roda waktu selalu berputar, dahulu memang aku mengharapkan Ye menjadi kekasihku, terus mengejar dan memperjuangkan dia tanpa respon apapun, tapi kini aku lelah menanggapinya dan aku sudah memiliki penggatinya, sekarang giliran Ye yang memperjuangkan aku. Tapi aku memiliki prinsip, dan memiiki gadis yan sewajibnya aku lindungi dan aku bahagiakan. Mereka berdua lebih berharga dari pada orang yang menjadi bayangan masa laluku.

-         Di –
special for my best friend Rahmat Hermawan
(@_RatHan)