DISAAT CINTA BERKATA LAIN
Disaat Cinta Berkata Lain
Cuma liat dia senyum aja aku udah bahagia. Namaku Rham aku
siswa kelas 10. Seperti biasa, pagi ini aku berangkat sekolah. Tidak seperti
anak-anak yang lain yang malas untuk bangun pagi, apalagi untuk sekolah. Aku
berangkat dengan satu semangatku, semangat untuk melihat dia tersenyum di
depanku, bahkan karena aku. Aku mencintai seorang gadis, dia bernama YV. aku mencintainya karena ada alasan
tersendiri dalam hidupku “KARENA AKU MAU, DAN TUHAN MENGIJINKANNYA”. Sebetulnya
aku tidak tahu bagaimana perasaannya kepadaku, aku harap sih dia juga
mencintaiku. Pagi ini giliranku untuk duduk satu bangku dengannya,
membayangkannya saja aku sudah gemetaran.
“Eh Rahm aku pinjem PR matematikamu dong.”
“Oh iya iya bentar, ini, kamu belum ngerjain?”
“Belum.”
“Kenapa?”
“Males ah, nggak ada yang ngajarin, lagian aku nggak bisa.
Kamu mau ngjarain?”
“Eee… mmm… boleh” Yang bener aja dia minta aku ngajarin dia.
Di sini, di kelas ini maksudku, aku mempunyai 9 teman, teman
akrab maksudnya alias sahabat kalo teman biasa sih banyak, maklum lah
anak paling rame. Sebetulnya gadis
yang aku cintai tidak suka dengan sahabat sahabatku, tapi apa boleh buat masa
aku harus menjauh dari sahabatku demi seorang gadis.
“Ye, kliatannya
kamu nggak suka sama sahabat sahabatku.”
“Nggak juga,
kliatannya aku biasa aja sama mereka.”
“Masa?”
“Ya udah kalo
nggak percaya.”
Aku mencintai Ye sama seperti aku mencintai ibuku. Sebetulnya
sahabat sahabatku tidak suka jika aku bersama Ye. Mereka beranggapan jika Ye
hanya memperalatku, tapi aku tidak pecaya, aku tetap mencintai Ye.
“Rham, maaf jika aku lancang, tapi aku menganggap Ye hanya
memperalatmu saja.”
“Tidak mungkin, dia anak yang baik.”
“Apa sih yang kamu sukai dari Ye.”
“Aku menyukai Ye karena hatiku mengatakan Ye yang terbaik
untukku.”
“Jangan dibutakan oleh cinta.”
“Aku tidak dibutakan oleh cinta.”
“Tidak bisakah gadis lain yang menggantikan Ye?”
“TIDAK, BAHKAN SERIBU MALAIKAT PUN TIDAK AKAN BISA
MENGGANTIKAN ORANG YANG AKU CINTAI.”
“Aku harap kau tidak akan menyesal.”
“Memang aku tidak akan menyesal.”
Kami berdua (Ye)
sangat akrab, kami sering bercanda, tertawa, dan pergi bersama. Beberapa minggu kemudian aku baru tahu kalo Ye ternyata
sudah mempunyai kekasih, dia sering menceritakan kekasihnyan kepadaku.
Ye sering mencertiakan dan menunjukkan fotonya bersama pacarnya kepadaku, dan “I ACT LIKE I DON’T CARE, BUT TO BE HONEST DEEP INSIDE, IT HURTS TO SEE THEM TOGETHER”.
Lama kelamaan Ye menjauh dariku, dia seperti tidak suka
bahkan membenciku, dia kelihatan seperti berusaha menjauh dari aku. Menginjak
bangku kelas 11, aku tak sekelas dengannya tapi tetap bertahan dengan sahabat
sahabatku. Sekarang Ye berubah, tidak seperti dulu, mungkin karena dia memiliki
teman, tidak seperti kelas 10 yang hanya aku yang peduli padanya. Dia mulai
membuangku APA DIA LUPA BAGAIMANA DENGAN
KEBERSAMAAN KITA DULU, DIA LUPA BAGAIMANA AKU MEMBANTUNYA DULU, MUNGKINKAH DIA
LUPA AKU YANG SERING MEMBELANYA DI SAAT SAHABAT SAHABATKU MULAI MENCACINYA,
LUPAKAH DIA BAGAIMANA AKU YANG RELA, SABAR SELALU DISISINYA DI SAAT TIDAK ADA
ORANG LAIN YANG PEDULI PADANYA. TAPI AKU MENCINTAINYA, SESAKIT APAPUN, SEBURUK
APAPUN PERLAKUANNYA PADAKU, AKU IKHLAS MENERIMANYA, ASALKAN DIA MAU MENJADI
KEKASIHKU. Aku dibutakan karena cinta, ya, memang aku dibutakan karena cinta.
Lelah aku menunggunya, hingga aku mulai putus asa. Di saat
rasa ketakutan itu datang menerpaku, datanglah seorang gadis yang aku belum
begitu mengenalnya. Dia sangat baik padaku, perhatian, pengertian, sabar. Dia
berbeda dengan Ye, tapi sayang aku tidak mencintainya. Seiring berjalannya
waktu tanpa sengaja aku sering bersamanya, melewati hari hari yang menjenuhkan
di sekolah, sama seperti Ye, kami sering bercanda, tertawa, saling mendengarkan
dan menasehati, bedanya aku tidak mencintainya.
Waktu terus berjalan, kebiasaanku bersamanya mulai
menumbuhkan benih yang disebut cinta, aku mulai mencintainya. Kini aku duduk di
bangku kelas 12, aku satu kelas kembali dengan gadis itu, gadis yang penuh
perhatian yang namanya masih aku rahasiakan. Aku menyatakan cinta kepadanya,
dan yang terjadi dia menerimanya. Satu minggu setelah aku menyatakan cintaku
kepadanya, Ye mengatakan padaku bahwa dia mencintaiku. Tapi disini aku sudah
mempunyai kekasih, yang aku tidak mungkin menghianatinya. Roda waktu selalu
berputar, dahulu memang aku mengharapkan Ye menjadi kekasihku, terus mengejar
dan memperjuangkan dia tanpa respon apapun, tapi kini aku lelah menanggapinya
dan aku sudah memiliki penggatinya, sekarang giliran Ye yang memperjuangkan
aku. Tapi aku memiliki prinsip, dan memiiki gadis yan sewajibnya aku lindungi
dan aku bahagiakan. Mereka berdua lebih berharga dari pada orang yang menjadi
bayangan masa laluku.
-
Di –
special
for my best friend Rahmat Hermawan
(@_RatHan)
Langganan:
Postingan (Atom)